By Lisa Nuryanti
Deni sedang kesulitan keuangan, begitu kata teman-temannya. Kok tahu? Karena setiap kali kekurangan uang, Deni selalu sibuk meminjam uang sana sini. Beberapa temannya ada yang menolak karena setiap bulan dia meminjam uang.
Memang, setelah gajian pasti dibayar, tapi beberapa hari kemudian pinjam lagi. Lama-kelamaan teman-temannya merasa keberatan. Kalau sudah demikian, maka Deni sibuk mencari-cari siapa yang dapat meminjamkan uangnya.
Akhirnya Deni mendapatkan juga uang yang dibutuhkannya dari pinjaman seorang office boy. Sebenarnya Deni malu. Uangnya sudah habis padahal baru tanggal 16. Dia sudah tidak punya uang lagi untuk naik kereta ke kantor dan untuk biaya makan.
Ketika dia sedang berkeluh kesah dan bingung, tiba-tiba office boy menawarkan uangnya. Dia tidak sampai hati melihat Deni kesulitan. Deni tadinya menolak karena malu. Masak staf meminjam uang dari office boy? Tapi orang tersebut benar-benar rela ingin membantunya, sehingga akhirnya Deni menerima bantuannya.
Dalam hati kecilnya Deni merasa sangat malu. Malu sekali!. Tapi Deni terpaksa menerimanya, dia benar-benar tidak punya uang. Keesokan harinya dia ingin mencari office boy tersebut dan mengajaknya berbincang-bincang. Deni penasaran. Mengapa office boy tersebut bisa punya uang lebih dan bahkan bisa meminjamkan uangnya kepada Deni?
Bukankah gaji Deni lebih besar? Mereka sama-sama masih bujangan, belum menikah. Tapi, mengapa office boy tersebut bisa menyimpan uang sedangkan Deni selalu kehabisan uang? Kok bisa? Apa kuncinya?
Siangnya Deni baru mendapat kesempatan untuk berbincang-bincang dan bertukar pikiran. Office boy itu memang sangat istimewa. Dia paling rajin bekerja. Paling tuntas mengerjakan semua tugasnya. Tidak pernah terlambat masuk kerja. Padahal kalau dilihat penampilannya sepertinya biasa saja. Orangnya sederhana, agak kurus dan sopan, tapi tidak terkesan menjilat.
Sambil makan siang bersama di warung sebelah, Deni mulai menggali kunci sukses menyimpan uang yang dilakukan office boy tersebut. "Bagaimana caranya sih, kok bisa mempunyai uang lebih? Gaji saya selalu habis setelah tengah bulan." Deni membuka percakapan.
Office boy tersebut mulai bercerita. "Saya dulu juga begitu, mas. Gaji saya selalu habis sebelum akhir bulan. Akhirnya saya terpaksa meminjam dari teman. Tapi setelah meminjam, rasanya gaji saya semakin tidak cukup. Karena setiap kali gajian, saya harus mengembalikan uang yang saya pinjam di bulan sebelumnya. Jadi uang gaji saya berkurang. Akibatnya saya semakin kekurangan mas. Gaji utuh saja tidak cukup, apalagi setelah dipotong untuk membayar utang. Ya, semakin berkurang lah mas. Semakin lama, utang saya semakin banyak"
Benar juga, pikir Deni. Pikiran yang sederhana tapi mengandung kebenaran karena seperti itulah yang dialaminya. "Jadi bagaimana caranya melepaskan diri dari lilitan utang?" tanya Deni.
"Waktu itu saya diajari oleh nenek saya. Saya pernah pulang kampung tanpa membawa uang banyak. Waktu itu nenek saya bertanya kemana gaji saya. Saya bilang sudah habis. Langsung saya dipanggil dan diberi wejangan oleh beliau." katanya.
Nenek saya berkata: "Uang itu seperti air. Air selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah. Kalau tidak dibendung, maka air akan mengalir terus. Seperti sungai. Harus dibendung. Setelah dibendung, maka uang akan berhenti mengalir dan akan mulai bertambah banyak."
Hidup prihatin
Waktu itu saya bertanya: "Bagaimana cara membendungnya?" Nenek saya menjawab tegas:"Prihatin. Bulan depan jangan utang lagi."
"Tapi nanti kurang nek."
"Tidak", kata nenek. "Begini caranya. Begitu terima gaji, segera lunasi utangmu. Sisanya harus dicukupkan untuk sebulan. Jangan utang. Kamu jangan makan di luar atau jajan. Kalau perlu makan nasi putih dan garam, kecap atau kerupuk saja. Pasti cukup." Lalu saya diajak menghitung berapa uang yang harus saya sisihkan untuk ongkos, berapa untuk beli beras, garam, kecap dan kerupuk, dan lain-lain.
Nenek benar-benar meminta saya hidup secara prihatin. Saya tidak boleh naik ojek lagi. Dari rumah saya harus berjalan kaki ke jalan raya tempat saya naik angkutan umum. Pulangnya juga tidak naik ojek karena ojek cukup mahal. Uang saya memang pas-pasan untuk hidup ngirit seperti itu. Tapi memang cukup sih."
"Bulan depannya, saya disarankan untuk melanjutkan hidup seperti itu. Bulan depannya, uang gaji saya sudah mulai ada yang bisa saya sisihkan untuk ditabung.
Bulan ketiga saya mulai makan lebih banyak demi menjaga kondisi tubuh saya, bukan lagi dengan garam dan kecap. Tapi dua bulan hidup sederhana telah membuat saya tidak ingin beli apa-apa lagi. Makanan saya cukup sederhana saja. Saya tidak lagi suka jajan. Saya tidak pernah naik ojek lagi. Dari situlah saya mulai bisa menabung mas. Sampai sekarang."
Deni bertanya:"Boleh tahu berapa tabungan kamu? Tapi kalau kamu keberatan menjawab, tidak apa-apa. Tak usah dijawab."
"Tidak apa-apa mas. Tabungan saya hampir enam juta rupiah. Saya ingin menabung untuk biaya pernikahan saya tahun depan Mas."
Deni hanya bisa terharu. Yang penting niat. Kalau mau ngirit, pasti bisa. Mengapa uangnya habis terus? Karena pengeluaran Deni cukup besar. Padahal sebenarnya bisa dikurangi. Tapi Deni cenderung memanjakan dirinya. Dia selalu memilih naik ojek. Makan siang selalu di luar, tidak pernah mau membawa nasi atau makanan dari rumah. Pengeluarannya jauh melebihi gaji yang diperolehnya.
Rasa haru campur malu membuat Deni bertekad mengubah cara hidupnya. Dia juga ingin membendung uang yang dimilikinya. Dia takkan membiarkan uangnya mengalir terus. Harus segera dibendung. Mulai kapan? Hari ini! Change! Start today! Start now!
Lisa Nuryanti
Personal Development Expert
President Director Expands Consulting
E-mail: expands@cbn.net.id
Header Background

Header Background Image. Ideal width 1600px with.
Showing posts with label Inspiring Message. Show all posts
Showing posts with label Inspiring Message. Show all posts
Thursday, June 4, 2009
Wednesday, December 24, 2008
Christmas and Hope
By Lisa Nuryanti
http://lisanuryanti.blogspot.com/
It is Christmas. What it means can be different for eveybody. But one thing for sure is that we have hope in everything that happens in life. We have hope in this economic crisis. We have hope in our relationship. We have hope in our big, big problems. There is hope in everything.
If it is to be it is up to me! What we do with hope is our own choice. We can choose to hold it tight. We can choose to believe it. We can choose to delight in it. We can choose to share it with our loved ones. Or we can choose to deny it. We can choose to reject it. Or we can choose not to believe in hope.
Let's just open our hearts, think positively, and receive that Big Hope. Then we will see positive changes in the years to come.
http://lisanuryanti.blogspot.com/
It is Christmas. What it means can be different for eveybody. But one thing for sure is that we have hope in everything that happens in life. We have hope in this economic crisis. We have hope in our relationship. We have hope in our big, big problems. There is hope in everything.
If it is to be it is up to me! What we do with hope is our own choice. We can choose to hold it tight. We can choose to believe it. We can choose to delight in it. We can choose to share it with our loved ones. Or we can choose to deny it. We can choose to reject it. Or we can choose not to believe in hope.
Let's just open our hearts, think positively, and receive that Big Hope. Then we will see positive changes in the years to come.
Monday, December 15, 2008
Dream
Only as high as I reach can I grow,
Only as far as I seek can I go,
Only as deep as I look can I see,
Only as much as I dream can I be.
By Karen Ravn
Only as far as I seek can I go,
Only as deep as I look can I see,
Only as much as I dream can I be.
By Karen Ravn
Friday, December 12, 2008
How to delay aging
By Lisa Nuryanti
I met a beautiful lady yesterday. She was so energetic, happy, and nice. I thought she was still single. After a while I learned that she was married with two children and she was 43 years old. I thoght she was 25. So, my friend asked her about the secret of her younger look and appearance. She smiled and said:"I have only one secret. I never speak bad things, evil things nor untrue things about other people. I like to think, speak, and be positive at all times. I believe God always gives me the best."
Wow. It was amazing. She looked so young and beautiful. It all came from within. It came from the heart, the mind, and the thought.
I met a beautiful lady yesterday. She was so energetic, happy, and nice. I thought she was still single. After a while I learned that she was married with two children and she was 43 years old. I thoght she was 25. So, my friend asked her about the secret of her younger look and appearance. She smiled and said:"I have only one secret. I never speak bad things, evil things nor untrue things about other people. I like to think, speak, and be positive at all times. I believe God always gives me the best."
Wow. It was amazing. She looked so young and beautiful. It all came from within. It came from the heart, the mind, and the thought.
Subscribe to:
Posts (Atom)